Kamis, 30 April 2009

Resep Ayam Panggang

bahan:
1 ayam utuh yang isi perutnya udah kosong (beli di carrefour ada kok)
5 bawang putih, iris halus
1/2 butter elle n vire yang unsalted (alternatif pake blue band juga boleh tapi nanti garam dikurangin)

5 pcs streaky bacon (kl yang ga boleh babi diganti ham sapi juga bisa)
2 lemon
3 sdm penuh daun thyme kering (fresh lebih bagus)
1 sdm penuh daun rosemary kering (fresh lebih bagus)
3 kentang potong sesuai selera
5 wortel potong sesuai selera

cara membuat:

1. cuci ayam sampai bersih trus keringin
2. parut kulit jeruk lemon, campur dengan butter, bawang putih, rosemary dan thyme, tambahkan garam dan lada sesuai selera.
3. masukan butter yang udah dicampur dengan bumbu2 tersebut di bawah lapisan kulit ayam, pelan2 jangan sampai kulitnya sobek.. agak dipijat2 sedikit dagingnya, untuk bagian paha boleh juga dipotong sedikit biar gampang, tapi jangan sampai putus...lalu potong jeruk lemon yang udah diparut tadi jadi 2 dan masukkan ke dalam perut ayamnya
4. panaskan oven sampai 180 derajat celcius, sambil tunggu oven panas rebus wortel dan kentang sampai 3/4 matang
5. setelah oven panas masukan ayam kedalam nya, gunakan pinggan tahan panas. panggang selama 10 menit. (kalau punya roaster yang bisa muter lebih baik lagi, tetap alaskan pinggan dibawahnya karena nanti butternya pasti lumer)
6. setelah rebusan kentang dan wortel selesai dan ayam telah dipanggang selama 10 menit, butter pasti sudah meleleh di pinggan, masukin tuh rebusan wortel dan kentang, trus panggang lagi selama 10 menit bersama ayamnya, boleh juga butter yang meleleh itu dioleskan lagi ke ayamnya biar bumbunya makin rata dan meresap.
7. angkat ayamnya taruh di piring bersama kentang dan wortel
8. sisa butter bisa dibuat gravy sauce dengan menambahkan garam dan lada serta wine, dan tepung untuk mengentalkan.

selamat mencoba

Resep donat Kentang :p

lagi pengen makan donat kentang niy..mo beli udah biasa, mending nyoba bikin sendiri aja deh, sekalian nambah ilmu juga, lagian hasilnya kan juga dapet lebih banyak..nyam…nyam…nyam…nyam.. :)

Bahan:
500 gr tepung terigu protein tinggi
50 gr susu bubuk
11 gr ragi instant
200 gr kentang, kukus, haluskan dan dinginkan
100 gr gula psir
75 gr mentega
½ sdt garam
4 btr kuning telur
100 ml air dingin

Cara membuatnya:

  1. Dalam wadah, campur tepung terigu, gula, susu bubuk, ragi instant, aduk rata, masukkan kentang halus ,tuang telur dan air dingin, uleni hingga rata dan setengah kalis.
  2. Beri mentega dan garam, uleni terus hingga kalis elastis. Istirahatkan 15 menit.
  3. Bagi adonan, masing-masing 50 gr, bulatkan. Diamkan 20 menit, hingga mengembang.
  4. Lubangi tengahnya, menjadi bentuk donat, segera goreng sampai kuning kecoklatan.
  5. Angkat, tiriskan. Taburi gula donat, atau hias dengan coklat

ohya ada juga niy tips sukses membuat donat kentang :

1. Siapkan semua bahan terlebih dahulu tanpa ada yg boleh ketinggalan satupun, meski garam sekalipun.

2. Ingat aturan bikin roti, ragi gak boleh ketemu garam dan atau mentega ya. Nanti raginya mati, gak mau mengembangkan adonan. Garam dan mentega masuknya setelah adonan setengah kalis.

3. Haluskan kentang sampai benar-benar halus, kalau perlu pake blender, supaya adonan bisa licin dan gak gradakan :)

4. Setelah Halus Dinginkan kentang sebelum dibuat Donat. Terus kalau tidak dalam keadaan dingiiiinnn…waaa.., raginya langsung mati deh.

5. Buat adonan hingga kalis elastis, ikuti step by step pada resep, hingga ketika dibulatkan permukaannya halus licin. Bulatan yang halus dan licin akan membentuk donat yang bulat cantik ketika digoreng/merekah.

6. Istirahatkan adonan lk. 20 s/d 30 menit (tergantung cuaca), tutup dengan plastik spy permukaannya tidak kering.

7. Lubangi bagian tengahnya menggunakan sumpit, buat gerakan memutar pada lubang donat ketika donat mulai digoreng dan merekah, agar bentuknya membundar cantik. Gerakan memutar (sentrifugal) akan membantu terbentuknya donat yang bundar.

8. goreng dengan panas sedang (supaya donat matang sempurna sampai kebagian dalam) Bila salah satu sisi sudah kuning kecoklatan, segera balik, teruskan menggoreng sampai kedua sisi coklat. Angkat. Tiriskan.

Kisah Tsabit Bin Ibrahim

Seorang lelaki yang saleh bernama Tsabit bin Ibrahim sedang berjalan di pinggiran kota Kufah. Tiba-tiba dia melihat sebuah apel jatuh ke luar pagar sebuah kebun buah-buahan. Melihat apel yang merah ranum itu tergeletak di tanah terbitlah air liur Tsabit, terlebih-lebih di hari yang sangat panas dan di tengah rasa lapar dan haus yang mendera. Maka tanpa berpikir panjang dipungut dan dimakannyalah buah apel yang terlihat sangat lezat itu. Akan tetapi baru setengahnya di makan dia teringat bahwa buah apel itu bukan miliknya dan dia belum mendapat ijin pemiliknya.

Maka ia segera pergi ke dalam kebun buah-buahan itu dengan maksud hendak menemui pemiliknya agar menghalalkan buah apel yang telah terlanjur dimakannya.

Di kebun itu ia bertemu dengan seorang lelaki. Maka langsung saja ia berkata, “Aku sudah memakan setengah dari buah apel ini. Aku berharap Anda menghalalkannya”. Orang itu menjawab, “Aku bukan pemilik kebun ini. Aku hanya khadamnya yang ditugaskan merawat dan mengurusi kebunnya”. Dengan nada menyesal Tsabit bertanya lagi, “Dimana rumah pemiliknya? Aku akan menemuinya dan minta agar dihalalkan apel yang telah kumakan ini.” Pengurus kebun itu memberitahukan, “Apabila engkau ingin pergi kesana maka engkau harus menempuh perjalanan sehari semalam”. Tsabit bin Ibrahim bertekad akan pergi menemui si pemilik kebun itu. Katanya kepada orangtua itu, “Tidak mengapa. Aku akan tetap pergi menemuinya, meskipun rumahnya jauh. Aku telah memakan apel yang tidak halal bagiku karena tanpa seijin pemiliknya. Bukankah Rasulullah Saw sudah memperingatkan kita lewat sabdanya : “Siapa yang tubuhnya tumbuh dari yang haram, maka ia lebih layak menjadi umpan api neraka.”

Tsabit pergi juga ke rumah pemilik kebun itu, dan setiba disana dia langsung mengetuk pintu. Setelah si pemilik rumah membukakan pintu, Tsabit langsung memberi salam dengan sopan, seraya berkata, “Wahai tuan yang pemurah, saya sudah terlanjur makan setengah dari buah apel tuan yang jatuh ke luar kebun tuan. Karena itu sudikah tuan menghalalkan apa yang sudah kumakan itu ?” Lelaki tua yang ada di hadapan Tsabit mengamatinya dengan cermat. Lalu dia berkata tiba-tiba, “Tidak, aku tidak bisa menghalalkannya kecuali dengan satu syarat.” Tsabit merasa khawatir dengan syarat itu karena takut ia tidak bisa memenuhinya. Maka segera ia bertanya, “Apa syarat itu tuan?” Orang itu menjawab, “Engkau harus mengawini putriku !” Tsabit bin Ibrahim tidak memahami apa maksud dan tujuan lelaki itu, maka dia berkata, “Apakah karena hanya aku makan setengah buah apelmu yang jatuh ke luar dari kebunmu, aku harus mengawini putrimu ?” Tetapi pemilik kebun itu tidak menggubris pertanyaan Tsabit. Ia malah menambahkan, katanya, “Sebelum pernikahan dimulai engkau harus tahu dulu kekurangan-kekurangan putriku itu. Dia seorang yang buta, bisu, dan tuli. Lebih dari itu ia juga seorang gadis yang lumpuh !” Tsabit amat terkejut dengan keterangan si pemilik kebun. Dia berpikir dalam hatinya, apakah perempuan semacam itu patut dia persunting sebagai isteri gara-gara ia memakan setengah buah apel yang tidak dihalalkan kepadanya? Kemudian pemilik kebun itu menyatakan lagi, “Selain syarat itu aku tidak bisa menghalalkan apa yang telah kau makan !” Namun Tsabit kemudian menjawab dengan mantap, “Aku akan menerima pinangannya dan perkawinannya. Aku telah bertekad akan mengadakan transaksi dengan Allah Rabbul ‘Alamin. Untuk itu aku akan memenuhi kewajiban-kewajiban dan hak-hakku kepadanya karena aku amat berharap Allah selalu meridhaiku dan mudah-mudahan aku dapat meningkatkan kebaikan-kebaikanku di sisi Allah Ta’ala”.

Maka pernikahanpun dilaksanakan. Pemilik kebun itu menghadirkan dua saksi yang akan menyaksikan akad nikah mereka. Sesudah perkawinan usai, Tsabit dipersilahkan masuk menemui istrinya. Sewaktu Tsabit hendak masuk kamar pengantin, dia berpikir akan tetap mengucapkan salam walaupun istrinya tuli dan bisu, karena bukankah malaikat Allah yang berkeliaran dalam rumahnya tentu tidak tuli dan bisu juga. Maka iapun mengucapkan salam, “Assalamu’alaikum….” Tak dinyana sama sekali wanita yang ada dihadapannya dan kini resmi menjadi istrinya itu menjawab salamnya dengan baik. Ketika Tsabit masuk hendak menghampiri wanita itu, dia mengulurkan tangan untuk menyambut tangannya. Sekali lagi Tsabit terkejut karena wanita yang kini menjadi istrinya itu menyambut uluran tangannya. Tsabit sempat terhentak menyaksikan kenyataan ini. “Kata ayahnya dia wanita tuli dan bisu tetapi ternyata dia menyambut salamnya dengan baik. Jika demikian berarti wanita yang ada di hadapanku ini dapat mendengar dan tidak bisu. Ayahnya juga mengatakan bahwa dia buta dan lumpuh tetapi ternyata dia menyambut kedatanganku dengan ramah dan mengulurkan tangan dengan mesra pula”, kata Tsabit dalam hatinya. Tsabit berpikir mengapa ayahnya menyampaikan berita-berita yang bertentangan dengan kenyataan yang sebenarnya ? Setelah Tsabit duduk disamping istrinya, dia bertanya, “Ayahmu mengatakan kepadaku bahwa engkau buta. Mengapa ?” Wanita itu kemudian berkata, “Ayahku benar, karena aku tidak pernah melihat apa-apa yang diharamkan Allah”. Tsabit bertanya lagi, “Ayahmu juga mengatakan bahwa engkau tuli. Mengapa?” Wanita itu menjawab, “Ayahku benar, karena aku tidak pernah mau mendengar berita dan cerita orang yang tidak membuat ridha Allah. Ayahku juga mengatakan kepadamu bahwa aku bisu dan lumpuh, bukan?” tanya wanita itu kepada Tsabit yang kini sah menjadi suaminya. Tsabit mengangguk perlahan mengiyakan pertanyaan istrinya. Selanjutnya wanita itu berkata, “aku dikatakan bisu karena dalam banyak hal aku hanya mengunakan lidahku untuk menyebut asma Allah Ta’ala saja. Aku juga dikatakan lumpuh karena kakiku tidak pernah pergi ke tempat-tempat yang bisa menimbulkan kegusaran Allah Ta’ala”.

Tsabit amat bahagia mendapatkan istri yang ternyata amat saleh dan wanita yang akan memelihara dirinya dan melindungi hak-haknya sebagai suami dengan baik. Dengan bangga ia berkata tentang istrinya, “Ketika kulihat wajahnya……Subhanallah, dia bagaikan bulan purnama di malam yang gelap”.

Tsabit dan istrinya yang salihah dan cantik rupawan itu hidup rukun dan berbahagia. Tidak lama kemudian mereka dikaruniai seorang putra yang ilmunya memancarkan hikmah ke penjuru dunia. Itulah Al Imam Abu Hanifah An Nu’man bin Tsabit.


http://sigitsetiawan.wordpress.com/category/cerita-islam/

Sabtu, 18 April 2009

Ma’mum Masbuq

Assalamu’alaikum wr. Wb.

  • Kalau kita ketinggalan al-Fatihah itu dihitung satu rekaat atau tidak?
  • Kalau kita masbuk, tetapi kita masih sempat mendapatkan rukuk itu terhitung satu rekaat atau tidak?

Saya pernah membaca buku kalau kita masih mendapatkan ruku’ terhitung satu rekaat, mana yang benar ustadz? (Zhie-Fa X4 SMA)

Jawab;

Wa’alaikumussalam wr. wb

1- Ulama’ telah sepakat bahwa Fatihah adalah rukun, sehingga setiap orang harus membaca al-Fatihah. Tetapi jika seseorang manjadi makmum sedangkan imam membaca dengan jahr, maka ada perbedaan di kalangan ulama’

a. Makmum tidak boleh membaca sama sekali, baik al-Fatihah amaupun surat, baik mendengar bacaan imam ataupun tidak, sebagaimana pendapat madzhab Hanafi, berdasarkan sabda nabi saw.

عَنْ جَابِرٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم مَنْ كَانَ لَهُ إِمَامٌ فَإِنَّ قِرَاءَةَ الإِمَامِ لَهُ قِرَاءَةٌ .

Dari Jabir, berkata; Rasullah saw bersabda, barangsiapa memiliki imam, maka sesungguhnya bacaan imam adalah bacaan baginya (Ibnu Majah)

b. Makmum wajib membaca al-Fatihah, baik mendengar bacaan imam atau tidak, sebagaimana pendapat Imam asy-Syafi’i, berdasarkan hadis

فَلاَ تَقْرَءُوا بِشَىْءٍ مِنَ الْقُرْآنِ إِذَا جَهَرْتُ إِلاَّ بِأُمِّ الْقُرْآنِ

Janganlah kalian membaca sesuatu dariayat al-Qur’an, jika aku membaca dengan jahr (keras) melainkan Ummul Qur’an (al-Fatihah)

c. Makmum wajib membaca al-Fatihah kalau tidak mendengar bacaan imam, kalau ia mendengar bacaan imam, ia tidak boleh membaca, sebagaimana pendapat madzhab Ahmad dan Malik. Berdasarkan kepada ayat dan hadis-hadis berikut:

وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآَنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنْصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

Dan apabila dibacakan Al Qur’an, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat (al-A’raf:204)

عَنْ جَابِرٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم مَنْ كَانَ لَهُ إِمَامٌ فَإِنَّ قِرَاءَةَ الإِمَامِ لَهُ قِرَاءَةٌ .

Dari Jabir, berkata; Rasullah saw bersabda, barangsiapa memiliki imam, maka sesungguhnya bacaan imam adalah bacaan baginya (Ibnu Majah)

إِنَّمَا جُعِلَ الإِمَامُ لِيُؤْتَمَّ بِهِ فَإِذَا كَبَّرَ فَكَبِّرُوا وَإِذَا قَرَأَ فَأَنْصِتُوا

Dijadikannya imam adalah untuk diikuti, apabila ia bertakbir maka bertakbirlah, apabila ia membaca maka dengarkanlah (Ibnu Majah)

عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ أَنَّهُ سَأَلَ زَيْدَ بْنَ ثَابِتٍ عَنْ الْقِرَاءَةِ مَعَ الْإِمَامِ فَقَالَ لَا قِرَاءَةَ مَعَ الْإِمَامِ فِي شَيْءٍ

Dari Atha’ bin yasar, bahwasannya ia bertanya kepada Zaid bin Tsabit tentang bacaan di belakang imam, maka ia (Zaid) menjawab, Tidak ada bacaaan apapun bersama dengan imam (HR Muslim)

عَنْ أَبِى وَائِلٍ : أَنَّ رَجُلاً سَأَلَ ابْنَ مَسْعُودٍ عَنِ الْقِرَاءَةِ خَلْفَ الإِمَامِ فَقَالَ : أَنْصِتْ لِلْقُرْآنِ ، فَإِنَّ فِى الصَّلاَةِ شُغْلاً ، وَسَيَكْفِيكَ ذَاكَ الإِمَامُ.

Dari Abu Wa’il, bahwa seseorang bertanya kepada Ibnu Mas’ud tentang bacaan dibelakang Imam, maka ia menjawab, diamlah karena al-Qur’an karena sesunguhnya di dalam shalat itu ada urusan (kesibukan), dan akan cukup bagimu bacaan imam itu (al-Baihaqi)

Pendapat yang paling kuat di antara ketiga pendapat di atas, jika seorang makmum mendengar bacaan imam, maka ia cukup mendengarkan bacaan saja, tidak usah membaca al-Fatihah. Tetapi jika ia tidak mendengar bacaan imam maka ia wajib membaca al-Fatihah sendiri.

Berdasarkan kesimpulan di atas, seorang masbuq yang tidak mendengar Imam membaca surat al-Fatihah, tetap sah untuk dihitung satu rekaat, selama ia mendengar bacaan imam. Kalau ia tidak mendengar bacaan imam, maka ia wajib membaca sendiri.

2- Terjadi perbedaan pendapat di antara Ulama’ tentang masalah orang masbuq ketika jama’ah dalam keadaan ruku’ lalu ia mengikuti ruku’ tersebut, apakah ia mendapat satu rekaat atau tidak?

Pertama, Sebagian ulama’ mengatakan mendapatkan satu rekaat dengan alasan hadis yang diriwayatkan oleh al-Bukhari,

عَنْ أَبِي بَكْرَةَ أَنَّهُ انْتَهَى إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ رَاكِعٌ فَرَكَعَ قَبْلَ أَنْ يَصِلَ إِلَى الصَّفِّ فَذَكَرَ ذَلِكَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ زَادَكَ اللَّهُ حِرْصًا وَلَا تَعُدْ

Abi Bakrah At Tsaqafi pada suatu hari dia datang ke mesjid (untuk mengerjakan shalat) sedangkan Nabi sedang ruku’, lantas ia ruku’ sebelum sampai ke dalam shaf kemudan masuk ke dalam shaf, maka Nabi bersabda kepadanya : “Semoga Allah menambahmu motifasi dan jangan kamu ulangi.” (HR al-Bukhari)

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم مَنْ أَدْرَكَ الرُّكُوعَ مِنَ الرَّكْعَةِ الآخِرَةِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَلْيُضِفْ إِلَيْهَا أُخْرَى وَمَنْ لَمْ يُدْرِكِ الرُّكُوعَ مِنَ الرَّكْعَةِ الآخِرَةِ فَلْيُصَلِّ الظُّهْرَ أَرْبَعًا

Dari Abu Hurairah, barangsiapa yang mendapatkan ruku’ pada rekaat terakhir pada hari Jum’at maka hendaklah menambah satu rekaat, dan barangsiapa tidak mendapatkan ruku’ pada rekaat terakhir maka hendaklah shalatlah shuhur empat rekaat (HR ad-Daruquthni)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ أَدْرَكَ رَكْعَةً مِنْ الصَّلَاةِ فَقَدْ أَدْرَكَ الصَّلَاةَ

Dari Abu Hurairah bahwa rasulullah saw bersabda, barangsiapa yang mendapatkan satu rekaat dari suatu shalat maka ia telah mendapatkan shalat (HR al-Bukhari)

Pendapat kedua,

Menyatakan bahwa ma’mum masbuq yang mendapati imam ruku’ tidak dianggap mendapatkan satu rekaat. Dengan alasan;

a- Keumuman perintah membaca al-fatihah, di dalam hadis.

عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ عَنِ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ لاَ صَلاَةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ

Dari ubadah bin Shamit, dari Nabi saw, Tidak ada (sah) shalat bagi orang yang tidak membaca al-fatihah (at-Tirmidzi)

Satu rekaat terdiri dari takbiratul ihram, berdiri, membaca al-Fatihah, ruku’, i’tidal, sujud, duduk di antara dua sujud dan sujud yang kedua. Ketika seseorang mendapati imam ruku’ maka ia telah tertinggal berdiri dan bacaan al-Fatihah bersama imam. Padahal kedua hal itu termasuk rukun shalat. Di dalam sebuah rangkaian rekaat jika seseorang tidak membaca al-Fatihah atau mendapatkan bacaan imam maka dianggap tidak sah rekaat tersebut dan harus diulangi.

b. Pemahaman kata rekaat di dalam hadis “siapa yang mendapatkan satu rekaat” adalah orang yang biasa mengikuti imam satu rekaat lengkap, mulai berdiri, bacaan, hingga sujud yang kedua.

c. Di dalam hadis yang menceritakan tentang kasus yang dialami oleh Abu Bakrah, tidak ada keterangan bahwa Abu Bakrah tidak melengkapi rekaat yang tertinggal atau tidak. Maka larangan mengulangi yang dikemukakan oleh Rasullah pun masih bisa difahami dengan pemahaman lain, yaitu larangan untuk terburu-buru mengikuti imam sebelum sampai ke dalam shaf.

d. Sedangkan hadis Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh ad-Daruquthni, adalah dla’if, sebab di dalam sanadnya ada soerang rawi yang bernama Sulaiman bin Abu Dawud al-Harrani, dia dinilai munkar oleh Imam al-Bukhari, Abu Hatim pun mendla’ifkannya, demikian pula ahli hadis yang lain. maka hadis itu tidak bisa menjadi dasar hukum

Agar Sholat Malam Terasa Mudah

Shalat malam adalah sebuah ketaatan yang berat, untuk bisa menjalankannya dibutuhkan usaha keras dan kemauan yang kuat. Adapun kiat-kiat agar kita merasa ringan dalam menjalankan shalat malam, bisa dibagi menjadi usaha dhahiriyyah dan usaha bathiniyyah

Yang dimaksud dengan usaha dahiriyaah adalah melakukan upaya-upaya terhadap faktor-faktor luar diri kita agar mendukung keinginan kita untuk mudah bangun malam, di antaranya adalah

1-Menghindari terlalu banyak makan dan minum, sebab orang yang kebanyakan makan dan minum akan mudah merasa ngantuk. hingga dengan mudah terserang kantuk dan amat berat untuk bangun. Umar bin Khotob ra berkata, “Jauhilah olehmu perut kenyang karena sesungguhnya itu yang memberatkan hidup kalian dan yang menyebabkan busuk ketika mati.” Sedangkan Luqman pernah memberi nasihat kepada anaknya, “Wahai anakku, jika perut sudah penuh maka pikiran akan tidur dan anggota badan kalian akan lemah untuk beribadah.”

2- Tidak terlalu memforsir tenaga di siang harinya dengan pekerjaan-pekerjaan yang melelahkan sehingga melemahkan anggota badan, sedang hasilnya adalah terlelapnya diri dalam tidur berlebihan di malam harinya.

3-Membiasakan tidur di tengah siang (Qoilulah) meskipun hanya sebentar, semua itu guna menjaga stamina dalam mengerjakan sholat malam. Sabda Rasulullah saw

اسْتَعِينُوا بِطَعَامِ السَّحَرِ عَلَى صِيَامِ النَّهَارِ وَبِالْقَيْلُولَةِ عَلَى قِيَامِ اللَّيْلِ

“Mohonlah pertolongan (kepada Alah) dengan makan sahur untuk puasa di siang hari, dan (mohonlah pertolongan kepada Allah ) dengan tidur di siang hari untuk qiyamullail (bangun beribadah di malam harinya).”

4-Menjauhi perbuatan maksiat karena akan mengeraskan hati dan menghalangi datangnya Rahmat. Orang yang memiliki dosa tidak akan bergairah untuk sholat malam dan. Ada seseorang bertanya kepada Hasan al-Basri, ” Wahai Aba Sa’id, semalam saya tidak disibukkan apapun dan saya sangat senang melaksanakan sholat malam serta mempersiapkan diri dengan berwudlu’ sebelum tidur , namun kenapa saya tidak bisa bangun dimalam hari ? beliau menjawab, “Sebab kamu masih membawa dosa.”

5- Memakan makanan halal, dan menjauhi makanan haram (yang dilarang). jika seorang hamba senantiasa memelihara dengan teliti akan kehalalan makanan yang akan dimakannya maka dia akan ringan dalam mengerjakan sholat malam. Sahl bin Abdillah at-Tastary rh berkata, “Barang siapa yang makan makanan halal maka secara otomatis dia cenderung beramal untuk taat kepada Allah.

Adapun yang dimaksud dengan usaha bathiniyyah adalah memperkuat aspek dasar di dalam diri kita agar muncul keinginan yang kuat untuk melakukan shalat malam. Di antaranya adalah;

1- Memahami dan memikirkan keutamaan–keutamaan sholat malam melalui pemahaman terhadap ayat-ayat al-Qur’an dan Hadits serta kisah-kisah yang terserat di dalamnya. Pemahaman terhadap keutamaan itu akan mendorong seseorang untuk mengerjakan sholat malam dan merasa mudah dalam mengerjakannya.
2- Menanamkan rasa takut menghadapi pedihnya siksa di akherat kelak. Orang yang mampu menanamkan rasa takut ini maka dia akan ringan meninggalkan tidurnya di atas ranjang, dan digantinya dengan bermunajat kepada rabbnya agar diselamatkan dari siksa yang mengerikan.

Allahu a’lam bish-shawab


http://www.assalaam.or.id/forum-santri/ibadah/402-agar-sholat-malam-terasa-mudah.html

Lewat Di Depan orang Shalat

Seseorang tidak boleh lewat di depan orang yang sedang shalat, antara tempat ia shalat dengan sutrah (batas tempat sujud). Jika nekat dan dilakukan dengan sengaja, maka hukumnya adalah haram, berdasarkan kepada hadis;

لَوْ يَعْلَمُ الْمَارُّ بَيْنَ يَدَيْ الْمُصَلِّي مَاذَا عَلَيْهِ لَكَانَ أَنْ يَقِفَ أَرْبَعِينَ خَيْرًا لَهُ مِنْ أَنْ يَمُرَّ بَيْنَ يَدَيْهِ

Kalau seandainya orang yang lewat di depan orang shalat mengetahui (keburukan) apa yang dia dapatkan maka berdiri menanti empat puluh lebih baik baginya daripada lewat di depannya (HR al-Bukhari dan Muslim)

Makna hadis ini adalah lewat didepan orang shalat, antara tempat berdiri orang yang shalat dengan sutrah (batas sujud). Jika orang yang shalat tidak menggunakan sutrah, maka ia lewat di tempat yang dibutuhkan untuk shalat (harimush-shalat). Sebagian ulama’ berpendapat, sejauh tiga hasta.

Tetapi jika seseorang lewat di luar sutrah, maka ulama’ sepakat tidak ada dosa baginya.

إِذَا وَضَعَ أَحَدُكُمْ بَيْنَ يَدَيْهِ مِثْلَ مُؤْخِرَةِ الرَّحْلِ فَلْيُصَلِّ، وَلاَ يُبَالِ مَنْ مَرَّ وَرَاءَ ذَلِكَ

“Apabila salah seorang dari kalian meletakkan semisal dengan mu`khiratur rahl (seukuran pelana onta) di hadapannya maka silakan ia shalat dan jangan memedulikan orang yang lewat di belakang sutrahnya tersebut.” (HR. Muslim)

Atau, orang yang shalat berjama’ah, terpaksa harus lewat didepan makmum karena ada udzur maka hukumnya boleh

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ قَالَ أَقْبَلْتُ رَاكِبًا عَلَى حِمَارٍ أَتَانٍ وَأَنَا يَوْمَئِذٍ قَدْ نَاهَزْتُ الِاحْتِلَامَ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي بِالنَّاسِ بِمِنًى إِلَى غَيْرِ جِدَارٍ فَمَرَرْتُ بَيْنَ يَدَيْ بَعْضِ الصَّفِّ فَنَزَلْتُ وَأَرْسَلْتُ الْأَتَانَ تَرْتَعُ وَدَخَلْتُ فِي الصَّفِّ فَلَمْ يُنْكِرْ ذَلِكَ عَلَيَّ أَحَدٌ

Dari Abdullah bin Abbas ra ia berkata :“Saya datang dengan mengendarai keledai dan saat itu saya sudah ihtilam (baligh) dan Rasulullah saw sedang melaksanakan shalat bersama orang-orang di Mina. Maka saya melewati bagian depan shaf, kemudian saya turun, kemudian saya membiarkan keledai makan rumput dan saya masuk ke dalam shaf dan tidak ada seorang pun yang mengingkari (melarang) perbuatanku tersebut” (HR. Al-Bukhari)

Karena lewat di depan orang shalat itu sebuah tindakan maksiat, dan termasuk kemunkaran, maka bagi orang yang sedang shalat dan di depannya ada orang yang lewat, ia harus mencegahnya. Sebagaimana sabda Rasulullah saw;

عَنْ أَبِى سَعِيدٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ فَلْيُصَلِّ إِلَى سُتْرَةٍ وَلْيَدْنُ مِنْهَا وَلاَ يَدَعْ أَحَدًا يَمُرُّ بَيْنَ يَدَيْهِ فَإِنْ جَاءَ أَحَدٌ يَمُرَّ فَلْيُقَاتِلْهُ فَإِنَّهُ شَيْطَانٌ

Dari Abu Sa’id, ia berkata, Rasulullah saw bersabda, Apabila salah seorangdi antara kalian shalat hendaklah shalat menghadap kepada sutrah, dan mendekat kepadanya, dan janganlah membiarkan seseorang lewat di depannya, apabila seseorang datang lewat di depannya, hendaklah ditolak dengan sekuat tenaga, karena sesungguhnya ia adalah syetan. (HR Inu Majah dan Malik)


http://www.assalaam.or.id/forum-santri/ibadah/412-lewat-di-depan-orang-shalat.html

Bersahabat Yang Islami

Bersahabat yang baik dalam islam adalah persahabatan yang dilandasi dengan keimanan kepada Allah untuk menetapi jalan Allah. Maksudnya, dua orang menjalin persahabatan karena mereka sama-sama beriman kepada Allah. Mereka bersahabat karena melihat kawannya itu taat kepada Allah. Lalu mereka berusaha agar persahabatan itu untuk bisa senantiasa meningkatkan ketaatan dan semakin menjauhi maksiat kepada Allah.

Persahabatan yang dilandasi dengan semangat karena Allah ini memiliki keutamaan yang sangat banyak. Di antara riwayat yang menyebutkan keutamaan bersahabat karena Allah adalah;

إِنَّ الْمُؤْمِنَ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا وَشَبَّكَ أَصَابِعَهُ

Sesungguhnya orang mukmin kepada mukmin yang lainnya seperti satu bangunan, sebagiannya akan menguatkan sebagian yang lain. dan Beliau saw menyilangkan jari jemarinya (HR al-Bukhari)

إِنَّ الْمُتَحَابِّينَ لَتُرَى غُرَفُهُمْ فِي الْجَنَّةِ كَالْكَوْكَبِ الطَّالِعِ الشَّرْقِيِّ أَوْ الْغَرْبِيِّ فَيُقَالُ مَنْ هَؤُلَاءِ فَيُقَالُ هَؤُلَاءِ الْمُتَحَابُّونَ فِي الله عَزَّ وَجَلَّ.

Sesungguhnya orang-orang yang saling mencintai akan tampak kamar-kamar mereka di dalam sorga seperti bintang-bintang yang terbit di sebelah timur atau barat, lalu orang-orang bertanya, ”Siapakah mereka itu?”, Pertanyaan itu dijawab, ”Mereka itu adalah orang-orang yang saling mencintai karena Allah” (HR Ahmad)

Agar kita bisa membina persahabatan dengan sesama mukmin dengan baik, rasulullah saw telah mengajarkan beberapa hal, di antaranya;

1- Menunaikan hak-hak persaudaraan dalam masalah harta;


وَيُؤْثِرُونَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ [الحشر: 9].

dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. (al-Hasyr:9)

2- Mengunjunginya karena Allah

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله : «مَنْ عَادَ مَرِيضًا أَوْ زَارَ أَخًا لَهُ فِي الله، نَادَاهُ مُنَادٍ: أَنْ طِبْتَ، وَطَابَ مَمْشَاكَ، وَتَبَوَّأْتَ مِنْ الْجَنَّةِ مَنْزِلًا».

Dari Abu Hurairah, berkata; Raslullah saw bersabda, Barangsiapa menengok orang sakit, atau mengunjungi saudaranya karena Allah, maka ia akan dipanggil oleh seorang penyeru, bahwa engkau telah berbuat baik, dan baik perjalananmu, dan engkau telah siapkan tempat tinggal di sorga (HR at-Trirmidzi)

3- Mencintainya seperti mencintai dirinya sendiri

عَنْ أَنَسٍ رضي الله عنه عَنْ النَّبِيِّ قَالَ: «لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ».

Dari Anas ra, dari Nabi saw bersabda; tidak beriman seorang di antara kalian hingga mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya (HR al-Bukhari)

4- Mendo’akannya, baik ketika masih hidup maupun ketika sudah meninggal.

عن أم الدَّرْدَاءِ قَالَتْ حَدَّثَنِي سَيِّدِي أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ الله يَقُولُ : «مَنْ دَعَا لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِى ، قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ : آمِينَ وَلَكَ بِمِثْلٍ».

Dari Ummu ad-Darda’, ia berkata, tuanku pernah menceritakan kepadaku bahwa dia mendengar Rasulullah saw bersabda, barangsiapa berdo’a kepada saudaranya dengan tanpa diketahuinya, maka malaikat yang ditugasi untuk mengabulkan do’a akan berkata, Amin (semoga dikabulkan) dan bagimu yang sepertinya juga (HR Muslim)

5- Memelihara hak-hak umum persaudaraan Islam, seperti yang disebutkan oleh Rasulullah saw

حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ: قِيلَ: مَا هُنَّ يَا رَسُولَ الله؟ قَالَ: إِذَا لَقِيتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ، وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ، وَإِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْ لَهُ، وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ الله فَسَمِّتْهُ، وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ، وَإِذَا مَاتَ فَاتَّبِعْهُ».

Hak muslim atas muslim ada enam, para shahabat bertanya, Apa saja enam itu wahai Rasulullah? Beliau menjawab, ”Jika engkau bertemu ucapkanlah salam, dan jika dia mengundangmu, maka datangilah, dan jika ia meminta nasihat kepadamu maka nasihatilah, dan jika ia bersin lalu mengucap alhamdulillah maka do’akanlah, jika dia sakit maka tengoklah, dan jika ia meninggal maka antarkanlah (HR Muslim)

sudahkah kita bersahabat secara islami??


http://www.assalaam.or.id/forum-santri/ijtimaiyah/407-bersahabat-yang-islami.html

tolong aku

Bagaikan gunung yang memendam penat dan gemuruh didalam dirinya, itulah aku.
setinggi-tinggi dan segagah-gagahnya gunung berdiri, dan memendam segala gemuruh yang selama ini dipendamnya dalam diri,
ingin rasanya gunung itu berbagi apa yang dirasanya kepada yang lainnya.
begitu pun aku, aku juga ingin mencurahkan apa yang ada dalam diri ini, tapi kenapa tak ada yang mau mendengar?

aku merasakan sedang berdiri sangat jauh dengan-Mu ya Rabb.
tolong aku

Jumat, 10 April 2009

Apa yang terjadi dengan pemilu 2009??

Seluruh rakyat indonesia telah menunggu dari jauh-jauh hari perayaan pesta demokrasi Indonesia, dan sudah "memantau", "mengira-ngira" dan banyak pertimbangan maupun persiapan untuk pemilu tanggal 9 april'09 yang telah lewat lalu.
namun apa yang terjadi?
Sangat banyak orang yang tidak terdaftar dalam DPT pemilu legislatif kemarin?
di televisi pun banyak laporan mengenai ketidak siapan KPU dalam pemilu kali ini?
mulai dari tertuarnya surat suara, keadaan keamanan yang tidak kondusif, kacau balaunya DPT, sampai hal-hal yang sangat penting.

saya hanya berkapasitas untuk menanggapi, bukan ceramah bahkan menggurui.
Bukan pula menyalahkan sepenuhnya pihak yang bertanggung jawab dengan ini semua, tapi dilihat dari awal tahun 2009 saja, persiapan untuk pemilu ini kaya SKS (Sistem Kebut Semalam), saat para parpol gembar gembor meributkan DPT yang Pilkada Jatim yang carut marut serta menyangsikan DPT untuk pemilu legislatif ini, Barulah pihak-[ihak bergerak untuk "mengecek" itupun kurang lebih seminggu sebelum hari H.

biasanya sudah dari jauh-jauh hari ada sensus untuk pemilu, dan itu lebih realistis menurut saya, karena nama-nama pemilih didaftarkan lagi dengan keadaan yang sekarang berlaku, bukan menggunakan "Daftar Bekas", sehingga orang-orang yang telah meninggal tidak tercantum lagi.

yach, wallahu'alam semoga ini dapat membawa perubahan yang berarti dan semoga tidak menimbulkan masalah dikemudian waktu, amin.

Kamis, 02 April 2009

Coba kita renungkan

perjalanan ini terasa sangat menyedihkan sayang engkau tak duduk di sampingku kawan banyak cerita yang mestinya kau saksikan di tanah kering berbatuan ho ho ho ... ho ho ho ...
tubuhku terguncang dihempas batu jalanan hati tergetar menambah kering rerumputan perjalanan ini seperti jadi saksi gembala kecil menangis sedih ho ho ho ... ho ho ho ...
kawan coba dengar apa jawabnya ketika kutanya mengapa bapak ibunya telah lama mati ditelan bencana tanah ini sesampainya di laut kukabarkan semuanya kepada karang kepada ombak kepada matahari tetapi semua diam tetapi semua bisu tinggal aku sendiri terpaku menatap langit
barangkali di sana jawabnya mengapa di tanahku terjadi bencana mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita yang selalu salah dan bangga dengan dosa dosa atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang ho ho ho ... ho ho ho ... _SURAT UNTUK SAHABAT_Ebiet G.Ade_
Pasti semua tau lagu ini, mungkin sekedar mendengar dari cuplikan berita di TV, diradio atau memang ng-Fans sama kang Ebiet..
Yah, Lagu ini yang begitu menyayat hati buatku dan mungkin juga lainnya.
lagu yang menjadi "lagu wajib" saat negara dan bangsa ini ditimpa bencana atau musibah yang begitu menyakitkan.
mulai dari Tsunami di Aceh, Gunung meletus, kecelakaan transportasi, sampai yang paling dekat saat ini adalah tragedi jebolnya tanggul di Situ Gintung.
Syair demi syair yang dituliskan dalam lagu tersebut, melukiskan betapa sedih yang tak dapat dibayarkan..
Wallahu'alam, hendak berpesan apa Allah SWT pada hamba-hambaNya?
Teguran kah ini atas segala kelalaian dankerusakan yang dilakukan kita manusia dan makhlukNya?
atau Cobaan kah untuk menguji seberapa besar ketakwaan kita kepadaNya?
mungkin kita lalai, mungkin ini merupakan serangkaian kesalahan kita yang akhirnya Allah menginginkan kita menjadi lebih baik dari segala peristiwa ini?
Pagi itu, saat sang mentari belum penuh menampakan sinarnya
Saat wajahnya masih malu-malu dilangit Tanggerang dan Jakarta
Saat adzan subuh baru selesai dikumandangkan
Dan sebagian besar warganya belum genap terbangun dari lelapnya tidur semalam.
Air yang tadinya tenang dan menenangkan dengan pemandangan indah nan asri.
berubah murka dalam seketika..
Dalam sekejap tanggul kokoh itu, yang menjadi tempat berlindungnya ratusan bahkan ribuan orang meledak dan pecah..
Jutaan ton kubik air menerjang, menghancurkan, merenggut dan meluluh lantahkan apapun yang ada disekitanya.
tak peduli anak-anak, lansia, wanita hamil, remaja dan hewan-hewan diterjang dan disapu dalam jangka waktu sepersekian menit bahkan detik.
Jum'at pagi itu berubah menjadi jum'at kelabu,
jum'at kelabu di Situ Gintung..
Dalam waktu beberapa jam setelah kejadian, mayat-mayat banyak bergelimpangan dimana-mana..
Tersangkut dipohon, terhanyut aliran sungai, tertimbun tumpukan sampah, tertimbun lumpur dan terjebak didalam rumahnya.
Ya Rabb, ujian atau azab kah ini??
Rumah indahku berubah jadi kuburan sementaraku??

Silahkan kita renungi dan ambil ibrah dari semua kejadian ini. Jangan sampai nyawa tak berdosa kembali terenggut karena kesalahan kita.

Inalillahi wa inailaihi roji'un